"Kadangkala kita merasa dijadikan korban, namun bila kita
berpikir positif maka kita akan lihat begitu besar manfaat yang kita dapat
apabila kita berkorban dengan sungguh-sungguh".
Bukan karena ini minggu Idul Korban kemudian muncul tulisan
ini, dan tulisan inipun tidak membahas Idul Korban, karena saya yakin tulisan
tentang Idul Korban pastilah sudah banyak beredar, tapi diakui bahwa
ide muncul juga karena momen tersebut.
Maksud dari kalmia diatas dalam benak saya adalah, kadang
kala kita merasa menjadi korban atas sesuatu, perubahan misalnya. Kita menjadi
obyek atas perubahan tersebut, kita lah yang seolah-olah harus berubah, yang
lain menunggu kita, apabila berhasil maka yang lain ikut. Peran sebagai pionir
inilah yang biasanya kita maknai sebagai korban. Namun, seperti dalam kalimat
diatas, apabila kita dengan sungguh-sungguh berperan dalam pionir (sebagai
korban atau dikorbankan atau berkorban) maka sejatinya banyak manfaat yang
dapat kita peroleh. Misalnya: pengetahuan dan kompetensi kita bertambah, paham
dan terbiasa dengan perubahan, dan mungkin juga akan menjadi orang yang
populis, karena semua mata tertuju kepada kita. Jadi… mari tidak perlu segan
untuk menjadi korban, berkorban, ataupun dikorbankan untuk menjalankan suatu
perubahan menuju kepada kebaikan.
No comments:
Post a Comment